Jumat, 16 Januari 2015

BIOGRAFI SOSOK SOEKARNO



          Biografi Soekarno Presiden RI (Republik Indonesia) Pertama – Foto, Biodata Dan Profil Soekarno Lengkap. Disamping dikenal sebagai Pemimpin RI pertama dan pejuang kemerdekaan, Soekarno juga seorang proklamator, bersama Bung Hatta beliau memproklamasikan Indonesia merdeka pada Tgl 17 Agustus tahun 1945 dan menyatakan Indonesia bebas dari penjajahan. Soekarno lahir pada Tgl 6 Juni 1901 di Blitar Jawa Timur dengan nama kecil Koesno Sosrodihardjo, Putra pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (Jawa) dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai (Bali). Mengenai silsilah keturunan Soekarno terutama dari pihak Ayah ada beberapa informasi yang berkembang ada yang menyebut bahwa beliau keturunan asli Jawa dan Bali (Ibu), ada juga yang menyebut keturunan asli kesultanan Button Sulewesi dan Bali (Ibu). Dari 2 versi berbeda ini tentu anda ingn mengetahui secara lengkap mana yang benar, walaupun hal ini juga tidak akan akan berpengaruh pada ketokohan Soekarno sebagai salah satu tokoh dunia yang disegani. Mengenai cerita versi ini, bahwa Soekarno Keturunan Sulawesi, Cerita dari La Ode Abdul Rasyid anak dari salah seorang Kapitanlau Loji dan saat ini bekerja sebagai staf Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tenggara. 



      Silsilah Atau Asal Usul Keturunan Soekarno Dalam Cerita ini bahwa Ayah Soekarno adalah La Ode Muhammad Idris beliau seorang keturunan Kerajaan Button yang mengasingkan diri ke Buleleng Bali, pada saat itu La Ode ikut kapal para saudagar yang menuju Bali tepatnya pada tahun 1898, Di pesisir Buleleng itu banyak saudagar-saudagar Buton dan bersama salah seorang saudagar itu, La Ode tinggal. La Ode meningglakan Buton karena kecewa lantaran adanya perasaan tidak adil terhadap dirinya karena tidak terpilih sebagai sultan Buton pada saat itu. Dalam pengasingan itu La ode sering melihat anak gadis cantik yang merupakan putri ke 2 dari petinggi Kerajaan di bali yang bernama Nyoman Pesek dan Ni Made Liran,anak gadis berparas ayu itu bernama Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama panggilan Srimben. kemudian La Ode yang sudah tidak tahan memberanikan diri datang ke orang tua gadis itu, saat meyampaikan maksudnya untuk melamar sang gadis bukan nya diterima Lo ade langsung mendapat amarah besar dari sang ayah gadis tersebut, karena sudah berani-beraniya melamar anaknya yang asal asul keturunannya saja gak jelas, meski saat itu ia telah menyebutkan bahwa dirinya keturunan kerajaan Buton.Tapi, keluarga Nyoman Pesek tidak percaya begitu saja. Mendapat penolakan itu, La ode lalu kembali ke perkampungan buleleng tepat pengasingannya berpikir keras bagaimana caranya bisa meyakinkan Ayah sang gadis. La Ode Idris yang masih keturunan wali akhirnya dengan mudah mendapatkan petunjuk ghaib sampai pada akhirnya beberapa hari kemudian ia kembali lagi ke kediaman Nyoman Pesek dengan membawa sebilih keris pusaka sakti (To'bo) berkepala burung sebagai bukti bahwa ia benar-benar keturunan Bangsawan Buton.    
         Melihat keris tersebut sanga Nyoman Pesek sangat kaget karena keris itu menurutnya sama seperti keris yang sering dibawah oleh sultan Buton bila sedang ada acara pertemuan antar kerajaan baik Bali sendiri maupun di Makassar, sejak saat itulah dia percara bahwa La Ode benar keturunan Bangsawan Buton. Singkat cerita kemudian La ode Idris dan Ida Ayu Nyoman Rai menikah, dari pernikahan itu dikaruniai anak yaitu Soekarno kecil di Buleleng pulau Bali (6 Juni 1901). Namun kebersamaan mereka tidak berlangsung lama atau sekitar 3 tahun, karena La Ode Idris harus meningglkan Bali menuju Buton setelah ada utusan menjemputnya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kesultanan waktu itu tepatnya antara tahun 1911 sampai 1914, waktu itu soekarno masih usia sekitar 3 tahun. Sejak saat itu La Ode tidak ada kabar beritanya dan meninggalkan Ida Ayu Nyoman Rai tanpa nafkah batin dan lahir sehingga Ida Ayu Nyoman Rai harus membesarkan soekarno seorang diri sampai soekarno berusia kira-kira 5 tahun. Ditinggal begitu saja tanpa ada kabar beritanya tentu kurang enak sampai pada akhirnya Ida Ayu Nyoman Rai lewat sahabat dekatnya Made Lestari, diperkenalkan dengan seorang guru bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo yang juga akhirnya jatuh cinta kemudian Ida Ayu Nyoman Rai dibawa lari ke surabaya, dalam peristiwa ini juga hampir terjadi pertumpahan darah, tapi mereka tetap menikah dan kemudian Raden Soekemi Sosrodihardjo inilah yang kemudian menjadi Ayah Soekarno sekaligus membesarkan nya seperti yang tertulis dalam catatan sejarah Indonesia Masa Kecil Soekarno Soekarno lahir di Surabaya dan merupakan putra pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo seorang guru sekolah Dasar yang ditempatkan di Bali dengan Ida Ayu Nyoman Rai seorang wanita bangsawan asli bali beragama Hindu sedangkan Raden Sukeme sendiri asal jawa beragama Islam. Pasangan ini memiliki anak perempuan bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Sejak kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur termasuk sekolah disana. Tapi akhirnya soekarno ikut Ayahnya pindah ke Mojekerto karena bertugas disana. Di Mojo kerto Soekarno disekolahkan di tempat kerja Ayahnya di Eerste Inlandse School, namun pada Juni 1911 ia dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) dengan tujuan nantinya agar mudah diterima di Hoogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915 soekarno berhasil tamat dari Europeesche Lagere School (ELS) kemudian melanjutkan HBS dengan bantuan teman Ayahnya H.O.S. (Haji Omar Said) Tjokroaminoto disurabaya bahkan soekarno tinggal bersamanya sejak itu. Disurabaya itulah Soekarno mulai banyak berinteraksi dengan orang-orang penting atau para tokoh Islam khususnya para pemimpin sarekat Islam, sebuah organisasi yang dipimpin CokroAminoto sendiri. Kemudian soekarno aktif dalam organisai tersebut termasuk dalam organisasi Tri Koro Darmo yang dibentuk Budi Utomo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918, selain di organisasi Soekarno juga aktig menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto Setelah menamatkan pendidikannya di HBS pada tahun 1920 kemudian ia melanjutkan ke Technische Hoge School yang sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB) tamat pada tahun 1925 dengan jurusan Teknik Sipil. Pada saat Kuliah di bandung ia tingal bersama salah saeorang anggota Sarikat Islam Haji Sanusi yang juga masih merupakan sahabat Cokroaminoto tempat soekarno tinggal saat di surabaya. Pada saat di Bandung itulah, soekarno juga mengenal banyak tokoh seperti Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker dll.




       Waktu lahir soekarno diberi nama Koesno Sosrodihardjo karena sering sakit-sakitan kira-kira pada usia 5 tahun Ayahnya merubahnya menjadi Soekarno, terinspirasi pada sebuah cerita barata Yuda 'Karna' atau dalam ejaan jawa di baca 'Karno' Mengenai adanya dua versi cerita tentang asal usul soekarno memang tidak bagitu dikenal banyak orang karena memang kenyataan nya Soekarno besar di Jawa. Tapi jika dilihat perubahan nama Soekarno yang terjadi sekita usia 5 tahunan ada semacam keterkaitan dengan pertemuan Ida Ayu dan Raden Sukeme saat itu, tapi saya tidak mau berandai tentang hal ini silahkan anda baca sendiri tentang hal ini, yang jelas soekarno milik semua bangsa mau asal sumatra, sulewesi, jawa, kalimantan dan dari manapun ia lahir saya rasa tidak ada yang salah Biografi Soekarno Soekarno menjadi presiden pertama Indonesia sejak tahun 1945-1966 dan wafat pada 21 Juni 1970 (usia 69 tahun) karena sakit ginjal. Dasamping sebagai presiden Indonesia yang dicintai rakyatnya soekarno juga termasuk salah satu jajaran tokoh dunia yang disegani dalam pergaulan, kemampuannya berorasi ditambah karismatiknya yang tinggi membuat banyak orang kagum setiap kali ia berbicara. Dalam perjalanan hidupnya, sebagai tokoh pejuang soekarno memiliki peranan penting dalam usaha memerdekaan Indonesia dari jajahan Belanda, termasuk andilnya mencetuskan konsep Dasar Negara pancasila sebagai Dasar Negara Indonsia yang berlaku hingga saat ini, bahkan nama Pancasila yang kita kenal saat ini juga pemberian nama dari Soekarno yang berarti 'lima sila' Pada tahun 1945 Soekarno dengan Mohammad Hatta memproklamirkan Indonesia Merdeka Pejuang Kemerdekaan Sebagai pejuang kemerdekaan RI sepak terjang soekarno sudah mulai ditampakkan pada saat ia mendirikan (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927 yang tujuannya tak lain untuk idonesia merdeka dengan mengusung ajaran Marhaenisme. Akibat dari pendirian poartai itu kemudian Soekarno di ganjar hukuman penjara di Sukamiskin Bandung pada 29 Desember 1929 dan Partai PNI pun dibubarkan oleh Belanda pada tahun 1930 saat beliau mengungkapkan pembelaannya yang berjudul ' Indonesia Menggugat' yang berisi tentang kemurtadan Belanda yang selama ini mengaku sebagai Bangsa Maju. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Bebas dari Sukamiskin pada tahun 1931 Soekarno kemudian bergabung dengan Partindo sekaligus menjadi pemimpin dalam partai tersebut, lagi-lagi berbuah penderitaan dan harus rela dibuang ke Ende Flores 1933 dan empat tahun kemudian di pindah ke Bengkulu. Setelah melalui perjuangan panjang itu akhirnya Soekarno - Hatta memproklamirkan Indonesia merdeka 1945 dan menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia pertama sampai pada tahun 1966, sampai pada akhirnya ia diberhentikan melalui sidang istimewa MPRS, setelah laporan pertanggung jawabannya dalam sidang umum ke-4 tahun 1967 ditolak lalu pada tahun itu juga kemudian mengangkat soeharto sebagai Presiden penggantinya. 

sumbernya : http://www.erabaca.com/2012/03/biografi-soekarno-biodata-profil.html

Ir. Soekarno

image: http://i767.photobucket.com/albums/xx317/bowoinfo/Biografi/Bungkarno.jpg
Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.


Latar belakang dan pendidikan

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali

Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).

Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.


Masa pergerakan nasional

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hassan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Masa penjajahan Jepang
Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.


Soekarno diantara Pemimpin Dunia

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.


Masa Perang Revolusi

Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di Rengasdengklok.

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah
peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.


Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.


Sakit hingga meninggal

Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh penggantinya Soeharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.


Peninggalan

Pada tanggal 19 Juni 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan perangko yang bergambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan "kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba".

Penamaan

Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.

Achmed Soekarno

Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.

Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji.

Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab. (Wikipedia)

Read more at http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/ir-soekarno.html#0GGoUvWD2yrys6Dx.99